A lkitab adalah pedoman utama
J adikan dirimu sebagai teladan terlebih dahulu
U sahakan disiapkan lebih matang, agar anda dapat mempersembahkan yang terbaik bagi
Tuhan dalam melayani anak-anak.
(Motto by. Margareta Yanti)
Datangmu bagaikan pencuri
Tak kenal waktu
Pagi datang
Pagi juga habis
Malam datang
Malam juga habis
Dirimu dibutuhkan
Dirimu juga dibenci
Api...
Meluluh lantakkan bangunan
Habis harta kau makan
Habis jiwa kau koyak
Kau hapus lamunan dan impian
Kau ratakan harapan
Api...
Kejadian kebakaran didaerah gayung kebonsari surabaya menginpirasi tulisan ini, api telah menghanguskan serta meratakan 24 rumah semi permanen yang didiami para pendatang yang mengadu nasip dikota pahlawan surabaya untuk meraih suatu harapan masa depan.
(15-11-2007 Pukul 11.02 Wib)
Ku nyalakan engkau
Ku pilih acaramu
Buat aku tersenyum
Buat aku tertawa
Buat aku menangis
Ku dengar suaramu
Kupandangi wajahmu
Wajah yang buat aku termenung
Wajah yang terlihat cembung
Wajah yang terlihat datar
Kecil ukuranmu
Sedang ukuranmu
Besar ukuranmu
Tapi semua acaramu menarik hatiku
Yang hanya satu kulihat
Dengan warna warni gambarmu
Duhai televisiku...
Membuat ku terhibur
Ketika malam saya lihat televisi sambil tersenyum sediri kupandangi acaranya terlintas tuk menulis suara hatiku ini sampai tidak terasa acara tersebut telah usai, sambil kumatikan televisi saya renungkan acara yang buat aku tersenyum, tertawa dan menangis...terus berangkat tidur dan terbuai mimpilah saya....
(14-11-2007 Pukul 21.05 Wib)
Kau dorong masa depan
Kau raih rejeki
Kau hidupi napas keluarga
Rupiah demi rupiah kau kumpulkan
Kau catat
Kau hitung
Kau putar rupiah tiap hari
Demi berputarnya roda hidup keluargamu
Wahai pejuang keluarga
Teruslah dorong laju roda gerobakmu
Cari terus
Kumpulkan terus
Rupiah demi rupiah
Tuk beli susu dan makan anak isterimu
Selamat berjuang pedagang...
Selama roda masih bulat
Teruslah berjuang...
Untaian kalimat ini tercipta ketika ada seorang pedagang kaki lima tengah melintas ditengah jalan ketika Traffic light menyala merah, peluh keringat mengucur ketika terik matahari menerpa kulit mukanya, tapi pedagang iu terus mendorong gerobaknya tanpa perdulikan keringat membasahi seluruh wajah serta badannya, terus didorong gerobak itu kesuatu tujuan dimana rupiah demi rupiah dapat dikumpulkan tuk dibawa pulang sore atau bahkan malam hari ketika dia pulang kerumah.
(14-11-2007 Pukul 12.30 Wib)
|