Selasa, 20 November 2007

Pedagang sayur

Kau tawarkan apa yang kau bawa
Suaramu penuh semangat
Kau panggil para pembeli
Suaramu lantang terdengar

Sayur...
Sayur...

Makin lama suara itu makin hilang
Suara yang kokoh
Suara yang lantang

Menyisakan senyum pembeli
Menyisakan kepuasan

Akan barang yang kau bawa
Akan tawaran yang kau berikan

Berikan warna hari ini
Berikan kepuasan
Berikan arti sebuah barang
Berikan arti sebuah ikan
Berikan arti sebuah sayuran

Lantangnya suara pedagang sayur menawarkan barang dagangan menggugah lamunanku tuk menulis, jauh terdengar suara itu yang makin lama makin mendekat lantang terdengar dengan gaya menawarkan barang dagangan yang mengelitik relung kalbuku, sambil tertawa puas pedagang tersebut berlalu meninggalkan sebuah arti dari sebuah perjuangan dalam berdagang...

(17-11-2007 Pukul 09.30 Wib)

Tidak ada komentar: